Fakta tentang air bekas cucian termasuk ke dalam limbah barangkali sudah terdengar familiar bagi sebagian orang, namun asing bagi lainnya. Setiap hari kegiatan rumah tangga berarti menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama pada saluran buangan air ke sungai. Limbah bekas cucian sebenarnya sudah diketahui sejak zaman Gubernur Ali Sadikin memegang amanah di Jakarta. Kala itu, beliau menindak keras pabrik penghasil deterjen dengan fosfat tinggi karena terbukti mampu mengurangi kadar oksigen pada aliran sungai.
Daftar isi
Polusi akibat deterjen termasuk ke dalam kategori greywater, sama halnya seperti pembuangan dari dapur.
Orang biasanya membuang air bekas cucian langsung ke selokan dan mengarah ke sungai sehingga paparan bau tidak sedap hingga kumuh mudah terlihat.
Penting untuk diperhatikan bahwa limbah deterjen tidak dianjurkan sama sekali dibuang ke saluran septic tank.
Bahayanya kandungan pada deterjen tersebut bisa merusak bakteri pengurai sampai menyebabkan saluran tersumbat meskipun septic tank masih belum penuh.

Cara Mengatasi Limbah Bekas Cucian
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, air bekas cucian termasuk ke dalam limbah sebenarnya dapat diatasi dengan beberapa cara, diantaranya:
- Menanam beberapa jenis tumbuhan yang bisa menyerap zat pencemar, seperti bunga ungu, lidi air, bunga cokelat, futoy ruas, melati air, lili air, dan jaringan.
- Membuat SPAL atau sistem pengolahan air limbah. Lebih tepatnya seperti apa, bisa melihat langkah pembuatan berikut:
Sediakan dua tempat, diantaranya bak pengumpul dan tangki resapan.
Isi dari bak pengumpul adalah kasa 1 cm persegi, ruang tertentu untuk menangkap lemak, dan ruang khusus dimana nantinya digunakan sebagai penangkap pasir.
Sementara peranan tangki resapan dalam mengolah polusi dari air bekas cucian termasuk ke dalam limbah untuk membuat saluran kembali lancar.
Adapun beberapa elemen yang dibutuhkan adalah arang serta batu koral guna menampung zat-zat penyebab polusi.
Penasaran dengan cara kerjanya?
singkatnya begini, ketika limbah terbuang dari kamar mandi, baik setelah mencuci atau mandi, otomatis langsung ke saluran.
Akan ada berbagai tahap penyaringan, diantaranya:
- Ruang penangkap sampah.
- Ruang penangkap pasir.
- Ruang penangkap minyak.
Baru kemudian menuju tangki resapan dan di filter lagi dengan batu koral serta batok kelapa.
Setelah semua selesai, barulah mengalir ke saluran pembuangan.
Beberapa apartemen Indonesia sudah menerapkannya bahkan mengolah kembali untuk berbagai aktivitas harian.
Bahaya Paparan Deterjen yang Berlebihan
Banyak orang kerap mengeluh dengan semakin tercemarnya sungai tanpa menyadari bahwa air bekas cucian termasuk ke dalam limbah juga.
Sementara protes, tetapi aktivitas penggunaan fosfat juga tidak diperhatikan.
Sebenarnya untuk menciptakan lingkungan lebih sehat, terutama menyangkut air, sebaiknya ada edukasi menyeluruh.
Bila tidak, sederet bahaya bisa mengancam, seperti:
air bekas cucian termasuk ke dalam limbah yang dapat Mencemari Lingkungan
Terlalu berat sungai menampung polusi, maka efeknya jelas tidak baik bagi lingkungan.
Kandungan fosfat tinggi pada deterjen diketahui dapat mengurangi asupan oksigen sungai sehingga banyak biota akhirnya tidak bisa bertahan hidup lebih lama.
Mencemari Estetika
Dari segi estetika, tentu tidak perlu dipertanyakan kembali.
Jelas orang akan melihat pemukiman atau sungai sebagai sesuatu yang kumuh.
Warna cokelat hingga kehitaman dan bau menyengat sudah mengindikasikan air bekas cucian termasuk ke dalam limbah parah.
Mengganggu Kesehatan
Ketika orang memanfaatkan sumber minum dan aktivitas harian dari sungai terkontaminasi maka jelas serangan penyakit melanda dengan cepat.
Paling rentan mengenai anak-anak, terutama pada saluran cerna apabila penggunaannya untuk minum dan membersihkan alat makan.
Sedemikian berbahayanya kandungan fosfat tinggi pada deterjen yang perlahan dapat merusak keseimbangan alam.
Ancaman berbahaya sebenarnya dapat diatasi perlahan apabila banyak pihak mau bekerja sama dalam menerapkan komitmen mengurangi fosfat.
Pencegahan yang Dilakukan untuk Meminimalisir air bekas cucian termasuk ke dalam limbah
Kebiasaan kecil dimulai dari diri sendiri untuk membangun kebiasaan dalam keluarga.
Upaya meminimalisir paparan limbah pada sungai bisa dilakukan dengan mudah melalui penerapan kebiasaan-kebiasaan berikut:
Pelajari Kandungan dalam Deterjen
Bijaksana dalam memilih produk deterjen.
Sekarang ini sudah bermunculan produk biodegradable atau deterjen yang sedikit menghasilkan busa.
Bahkan air bekas cuciannya bisa dimanfaatkan kembali untuk menyiram tanaman di rumah.
Bersihkan Closet Secara Alami
Paparan air bekas cucian termasuk ke dalam limbah pada area closet dapat dihindari dengan menggunakan pembersih non-kimia.
Anda dapat memanfaatkan cuka, lemon, maupun baking soda.
Kenapa harus menghindari bahan kimia?
karena sejatinya saluran septic tank membutuhkan bakteri pengurai, dimana apabila terkena deterjen maka kandungan bakteri pengurai ini bisa berkurang atau habis.
Dampaknya, septic tank bisa tersumbat.
Sering Sikat Kamar Mandi
Bersihkan area kamar mandi setiap hari dengan menyikat saja demi menghindari penggunaan bahan kimia berlebihan.
Jika membersihkan setelah berkarat maka besar kemungkinan jalan satu-satunya adalah menggunakan cairan mengandung deterjen.
Hemat Air untuk Mandi untuk menghindari air bekas cucian termasuk ke dalam limbah
Lanjut ke pencegahan berikutnya untuk mengatasi air bekas cucian termasuk ke dalam limbah adalah dengan menghemat air.
Sebaiknya mandi dengan shower atau gayung, intinya hindari berendam di bathtub yang menyebabkan pembuangan limbah semakin banyak.
Hindari Air Mengalir
Kembali ke zaman dahulu, mencuci piring dan peralatan dapur lainnya menggunakan baskom.
Dibandingkan dengan keran mengalir, produksi sisa deterjen dengan tampungan baskom jauh lebih sedikit.
Buat Jadwal Cuci Pakaian
Hemat dengan cara tidak sering mencuci pakaian dan memanfaatkan air bekas rendaman untuk mencuci hal lain, contohnya sepatu dan sandal.
Meskipun menumpuk cucian, upayakan tidak menjadi sarang nyamuk sehingga menyebabkan ancaman penyakit lainnya.
Upaya pencegahan bisa dilakukan dari diri sendiri sebagai contoh agar seluruh anggota keluarga mau menjalaninya juga.
Semakin banyak orang tergerak, semakin sedikit ancaman air bekas cucian sebagai penyebab berbagai penyakit.
Berikut Jenis-jenis Limbah Cair yang Berbahaya
Bicara soal limbah air cucian sebagai salah satu kategori greywater, kami akan mengulas apa saja jenis limbah cairan yang merusak lingkungan.
Dari sini, Anda bisa menemukan faktor penyebab kenapa warna sungai kian tidak karuan:
air bekas cucian termasuk ke dalam Limbah Cair Domestik
Sesuai dengan penamaannya, limbah cair domestik ini berasal dari rumah tangga, perdagangan, serta perkantoran.
Pembuangan detergen termasuk ke dalam kategori ini.
Selain itu, penyebabnya juga bisa dari tinja serta sabun mandi.
Limbah Cair Industri
Jenis kedua ini berasal dari industri, seperti sisa pewarnaan dari pabrik tertentu dialirkan ke sungai.
Kemudian juga dari industri pengolahan makanan, serta sisa cucian daging, buah serta sayur sebagai pendukung paparan limbah.
Hujan
Selain air bekas cucian termasuk ke dalam limbah, hujan juga ternyata menjadi salah satu sumber paparan zat tidak baik ketika terserap oleh tanah.
Aliran ke beberapa pembuangan padat hingga cair menjadi alasan kenapa hujan termasuk dalam kategori limbah cair.
Selain lingkungan dicemari oleh sisa pembuangan cair, ada juga jenis limbah padat serta gas yang sama-sama merusak keseimbangan lingkungan.
Memang rasanya dilema karena membersihkan pakaian dan alat makan tanpa deterjen tentu tidak akan steril dari kuman.
Namun, di sisi lain justru lingkungan yang menerima risikonya apabila pemilihan deterjen tadi tinggi akan fosfat.
Terlebih, jika ada orang beranggapan bahwa semakin banyak busa maka semakin bersih proses mandi maupun pembersihan pakaian serta alat makan.
Kini zaman sudah canggih, teknologi terus berkembang dari waktu ke waktu.
Sudah saatnya kita membuka mata untuk terlibat dalam pengolahan air bekas cucian termasuk ke dalam limbah dari mulai menanam tumbuhan khusus sampai instalasi alat tertentu.
Pingback: abs bahan sabun - Ini Dia Ulasan Selengkapnya